Sabtu kemarin kayaknya jadi hari yang bahagia buat Aris, krn berhasil menang sebagai juara di Indonesian Idol 5. Jujur, gue gak pernah lagi bener2 nonton dan ngikutin acara ini sejak Idol ke-2. Menurut gue pribadi, kualitas pemenangnya kok makin lama makin turun ya? Waktu di Idol 1, gue seneng banget waktu Joy menang. Gue lihat perkembangannya tiap minggu memang menanjak dan semakin baik, jadi memang layak buat menang.
Di Idol 2, gue liat Mike menang lebih krn figur, bukan kemampuan vokal. Suara Mike memang punya ciri khas, renyah, bagus, dan enak di dengar. Tapi kalo dibandingkan Judika – finalis satunya lagi – menurutku, Mike punya pesaing yang lebih kuat. Mike masih perlu banyak belajar, terutama di lagu2 upbeat. Cuma apa karena American Idol waktu itu – Ruben Studdard – barusan menang, trus Indo Idol jadi latah ikutan nyari Idol yang kurang lebih similar tipe suara dan performance-nya? Lagi2 figur ya? Hmmm…
Kekecewaan gue sama acara ini berlanjut di Season 3. Kualitas finalisnya menurun drastis. Waktu itu Ihsan yang jadi juara. Really sorry to say, suaranya juga gak bagus2 amat menurut gue. Sebagai grand finalist, waktu itu harusnya dia sudah tampil tanpa cela. Tapi memang kayaknya materi tahun itu agak kurang bagus dan menurun kualitasnya. Apa yang dilihat penonton ya? Apa karena sisi dramatisnya? Ihsan yang berasal bukan dari keluarga berada, trus bisa tampil sebagai bintang dan juara. Oh, come on… kalo memang materi suara dan performance-nya OK, gak masalah. Tapi ini kok… *speechless* Di season ini, pasaran Indo Idol di grade A-B juga setau gue diturunin jadi hingga C-D. Denger2 karena jumlah pendaftar juga menurun jumlahnya.
Indo Idol 4 lumayan memberi pencerahan buat gue. Itu juga karena akhirnya Rini yang menang. Gue liat memang dia paling menonjol, punya bakat dan penampilannya konsisten. Sementara sisa finalisnya, gue bener2 gak tau musti ngomong apa.. *sigh*
Pas liat audisi Indo Idol 5 di RCTI, gue udh punya feeling, kayaknya si Aris ini yang bakal di-plot buat menang. Bukan karena suara atau materinya brillian, tapi gue ngeliat ada sedikit pengaruh ‘David Cook’ di penilaian juri. American Idol punya David Cook, the 1st rocker who wins the American Idol. Dan kayaknya kok Indo Idol jadi ikut2an latah ya?? Menilik season 2 waktu AI punya Ruben, trus Indo Idol punya Mike yang menang, hmm.. no wonder sih.
Terus terang, waktu Aris masuk final, gue berharap panitia atau penyelenggara bisa sedikit menaikkan ‘nilai tampil’ Aris di panggung. Entah dari perbaikan gaya, suara, sampe performance. Gue lihat, Aris masih jadi Aris yang biasa bawa gitar kesayangannya dan mengamen di jalanan. Gue belum melihat Aris seperti David Cook yang bertransformasi menjadi ‘bintang’ yang berkilauan. Aris masih dengan gayanya dengan kuku bercat hitam dan gelang plastik di tangannya, jauh dari gaya rockstar yang keren.
Kalo boleh sedikit kritik buat Andi Rianto as the musician behind every Indo Idol performances, gue masih mendengar suara musik yang tidak menyatu dengan penampilan finalis. Suaranya masih kocar-kacir, musik kemana, penyanyinya kesini. Suara musik juga jauh tenggelam di belakang sana. Rasanya kurang membangun suasana lagu. Apa karena sound system-nya yang jelek? Gatau juga.
Tim panggung juga begitu. Musti banyak improvement dan belajar dari American Idol. Belajar gimana penampilan tiap finalis per lagunya bisa kasih mood yang beda2. Belajar gak usah pake penari latar yang ganggu banget dan bikin performance finalisnya ‘tenggelam’. Grafis di layar belakang panggung memang perlu, tapi jangan sampai mengganggu.
Sungguh, gue cuma merindukan menikmati tayangan Idol di negeri sendiri yang apik dan berkelas.. 😦
Recent Comments